Minggu
pagi 1 pebruari 2015, perjalan gowes dimulai dari candi singosari, candi
bersejarah pada masa kejayaan kerajaan singosari yang sudah termasyur.
Saat itu di pelataran candi singosari sudah ramai berkumpul masyarakat yang lagi asyik berlibur, memang lokasi yang strategis untuk menghabiskan waktu dan menikmati berbagai macam kuliner.
Saat itu di pelataran candi singosari sudah ramai berkumpul masyarakat yang lagi asyik berlibur, memang lokasi yang strategis untuk menghabiskan waktu dan menikmati berbagai macam kuliner.
Perjalanan
gowes kumulai dari candi singosari tepatnya di jalan Kertanegara, berkumpul 5 goweser termasuk aku, sambil
menunggu beberapa teman goweser yang mau bergabung bersama, kami bercengkrama
soal rute yang akan kami lalui nanti, keseluruhan medan yang akan dilalui
adalah dominan tanjakan.
Setelah
dirasa cukup, kami berlima mulai berangkat gowes pelan sambil pemanasan menuju arah Sumberawan,
kisaran 5km dari garis start adalah tanjakan yang cukup menguras tenaga apalagi
bagi para goweser pemula. Jalan pedesaan yang sudah teraspal halus dengan
padatnya rumah penduduk di sebelah kanan kiri jalan, tidak terlalu ramai pada
pagi itu hanya ada beberapa motor dan mobil yang naik turun.
Ada hal yang
menarik saat kami melintasi jalanan
pedesaan itu yakni setiap ada anak-anak
kecil yang berkumpul selalu berteriak menyoraki dan menyapa kami “ ada
lomba balapan sepeda, ada balapan”, ada yang menyapa “hai Oom”. Pemandangan
yang tidak biasa kalau kita hidup diperkotaan.
Sekitar
30 menit kemudian dengan tersengal-sengal kamipun akhirnya berhenti di perempatan desa
Sumberawan, beristirahat sebentar sambil minum air bidon. Ternyata banyak para
goweser yang lalu lalang melintasi pertigaan Sumberawan ini, ada beberapa
goweser yang mengajak kami gowes bareng, asyik makin banyak teman makin
rame.
tugu sumberawan & perempatan sumberawan
Perjalanan
pun kami lanjutkan menuju desa Petung Wulung, desa ini terkenal dengan
kerajinan cobek dari batu serta penambangan pasir. Jalanan yang relatif landai
membuat gowesan kaki kami bisa sedikit beristirahat, dengan santai kami bisa melihat masyarakat sekitar yang bekerja
membuat cobek dari batu di depan rumah-rumah mereka. Kami takjub melihat keterampilan
mereka memahat batu-batu menjadi cobek-cobek yang bagus.
kerajinan cobek
Setelah
melewati perkampungan desa terakhir ini kamipun terus memacu gowesan kami menuju
jalanan yang mulai menanjak lagi tapi masih masuk wilayah desa Petung wulung. Terlihat
di kanan kiri jalan terdapat penambangan pasir, awalnya kami takjub melihat
pemandangan lapisan tanah yang begitu tinggi, namun kami juga merasa kecewa
melihat penambangan pasir yang membuat alam desa itu jadi rusak, terlihat
gundul, dan tidak ada tumbuh pepohonan lagi, sungguh ironi.
penambangan pasir Petung Wulung
Jalanan
tanjakan makin meninggi, kamipun sampai di “GREEN CAMP PETUNG WULUNG”. Yang merupakan bumi perkemahan penghijauan
bekas penambangan pasir, terdapat danau mati yang luas yang mana terdapat
berbagai jenis ikan seperti ikan lele, nila, mujaer dll.
beberapa rute tanjakan
Karena
kemampuan gowesan kami berbeda-beda maka lama-kelamaan rombongan kami tercecer
jadi beberapa rombongan bahkan ada yang sendirian, tapi itu bukan hal yang
perlu dirisaukan karena kami sudah sepakat nanti bertemu di “AGROWISATA
WONOSARI”.
Saat
perjalanan berlangsung saya melihat ada peternakan lebah, ada beberapa kotak
rumah lebah, terlihat banyak sekali lebah yang berkeliaran hingga sampai
kejalanan, seru banget.
peternakan tawon
Masih
dengan tanjakan yang terus menantang akhirnya sampai juga di perkampungan desa
Wonosari, saya berhenti sejenak untuk istirahat sambil menunggu beberapa teman
yang masih tertinggal. Desa ini hanya ditinggali sekitar 25 kepala keluarga. Dari
desa ini mulai terlihat luasnya perkebunan teh yang menghijau.
Kami sudah masuk wilayah AGROWISATA WONOSARI, Nampak pintu loket masuk, Tapi kalau gowes tidak dipungut biaya masuk alias gratis. Saya terus masuk menuju tempat para goweser biasa berkumpul. Sesampainya disitu sudah banyak teman goweser yang berkumpul, sayapun disambut dengan gembira, lega rasanya sudah sampai di tempat tujuan.
Di
tempat ini kita beristirahat sambil makan dan minum teh hitam. biasanya dari
sini kita diskusikan rute mana yang akan
kita lewati, karena rute disini sangat banyak dan bervariasi. Rencana rute yang kali ini akan kami lewati adalah rute BBIB (Balai Benih Inseminasi Buatan), rute ini adalah rute
terpendek dan paling mudah dari beberapa rute yang biasa kami lewati.
Untuk melewati rute ini, yang didominasi turunan lumayan curam dan bervariasi, saya sarankan bagi para pemula untuk menyetel ketinggian sadel pada posisi yang agak rendah, agar kita bisa lebih leluasa dalam melakukan manuver.
Posisikan gear depan pada posisi gigi paling besar karena kalau suatu saat rantai kita lepas dari chainring kita tidak usah bingung, tinggal crank kita kayuh 1 - 2x rantai pasti akan terpasang kembali
Dan apabila teman-teman memakai rd yang mempunyai fitur lock bisa memaksimalkan fitur ini, karena fitur ini sudah terbukti ampuh saat jalanan turun.
Saat melintas di rute turunan ini, kita harus selalu waspada dalam mengamati setiap kondisi jalan karena selain jalanan yang kasar juga banyak yang berlubang dan licin karena beberapa hari ini diguyur hujan deras.
karena rute yang licin biasanya resiko jatuh lebih besar, usahakan jaga jarak aman untuk menghindari tabrakan antar sepeda.
tempat kuliner
Untuk melewati rute ini, yang didominasi turunan lumayan curam dan bervariasi, saya sarankan bagi para pemula untuk menyetel ketinggian sadel pada posisi yang agak rendah, agar kita bisa lebih leluasa dalam melakukan manuver.
Posisikan gear depan pada posisi gigi paling besar karena kalau suatu saat rantai kita lepas dari chainring kita tidak usah bingung, tinggal crank kita kayuh 1 - 2x rantai pasti akan terpasang kembali
Dan apabila teman-teman memakai rd yang mempunyai fitur lock bisa memaksimalkan fitur ini, karena fitur ini sudah terbukti ampuh saat jalanan turun.
Saat melintas di rute turunan ini, kita harus selalu waspada dalam mengamati setiap kondisi jalan karena selain jalanan yang kasar juga banyak yang berlubang dan licin karena beberapa hari ini diguyur hujan deras.
karena rute yang licin biasanya resiko jatuh lebih besar, usahakan jaga jarak aman untuk menghindari tabrakan antar sepeda.
kebun teh - BBIB
Trek yang jaraknya kisaran 1km ini memang favorit bagi beberapa pegowes, karena trek ini tipikal turunan high speed, dengan jalanan yang meliuk-liuk. sehingga cocok untuk melatih tekhnik downhill kita.
Setelah melewati rute ini kita finish di BBIB. tempat yang sangat sejuk karena dikelilingi dengan pohon-pohon pinus, hamparan rumput gajah yang luas di sisi utaranya, gedung & perkantoran yang selalu dipadukan dengan pepohonan menambah keasrian tempat ini. di tempat ini semua jalannya sudah di aspal namun sekelilingnya ditumbuhi pepohonan, bila kita mau jalan-jalan atau jogging disini tempatnya, sejuk dingin dan asri. selesai
REVIEW SEPEDA "BH PEAKS 2013"
Frame : BH PEAKS 16"
Fork : RST GILA PRO
Handle Stem : Cinelli
Handle bar : Raceface Turbine wide 790mm
Handle Grip : GT xc foam
Saadle : Velo Pronto
Seatpost : Strummer
Tire : CST JACK RABBIT
Rim : Mavic 222
pedal : Shimano cleat
GroupSet : Shimano Deore M-661 10sp
Chainring : Single 37t
Teman-teman saat gowes di kebun teh Wonosari saya menggunakan sepeda BH PEAKS, kalau gak salah jenis xc trail. start dari candi singosari hingga kebun teh yang didominasi jalan tanjakan dan finish di BBIB yang didominasi jalan menurun, akselerasi sepeda ini saya rasa cukup enak.
Dengan menggunakan handle bar flate raceface Turbine lebar 79cm, saat tanjakan yang bervariasi handling sepeda ini bisa dikatakan memuaskan.
begitu juga dengan sadel Velo Pronto nyaman saat dipakai, tidak ada masalah sakit ataupun linu di pantat.
untuk chainring saya melakukan eksperimen dengan memakai single chainring 37t, perbedaan yang saya rasakan adalah saya jarang melakukan shifting pada posisi belakang, berbeda dengan pada saat saya memakai triple chainring. enak dan pas buat pedaling tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan. cuman pada saat turunan saya rasa gigi 37t masih kurang gede, karena pada saat sepeda sudah melaju saat saya mau menambah speed masih kurang berat. kayanya perlu ganti gigi 38t atau 39t.
untuk fork RST GILA PRO, saya cukup puas dengan performannya, walaupun fork ini masih jenis spring / masih memakai per. dengan rute yang cukup kasar ini tapi mampu meredam getaran yang cukup besar, saya rasa fork ini bisa dijadikan referensi saat merakit sepeda teman-teman.
Tire CST JACK RABBIT, ban yang cukup ringan, saya rasa tidak ada masalah dengan ban yang satu ini meski ban ini, Akselerasinya bagus. harganya jauh lebih murah daripada MAXXIS, KENDA, MICHELIN dll. bisa buat referensi buat teman-teman.
groupset deore m661 10speed, gak ada yang perlu dibicarakan lagi tentang groupset ini, mantab bro
kesimpulan saya, sepeda ini enak, nyaman, lentur baik saat dipakai di jalan tanjakan ataupun turunan, akselerasinya bagus handling memuaskan baik saat kita gowes pelan ataupun kencang sepeda ini bisa memenuhi kebutuhan kita.
semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan teman-teman tentang sepeda dan jalur trek sepeda yang ada selama ini.
salam gowes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar