Kamis, 26 Februari 2015

Polygon Collosus N9

Kemarin 23 Pebruari 2015 aku pergi ke Surabaya untuk mengikuti training di PT. INSERA SENA, tepatnya di pabrik sepeda Polygon yang baru. Disini tempatnya lebih besar, proses produksi hingga berada di lantai empat. Disisi sebelah barat terdapat tanah kosong yang sebagian besar ditumbuhi rerumputan tinggi namun di bagian utara dekat pintu masuk terdapat mini park/ arena untuk mencoba sepeda.

Park ini tidak terlalu panjang sih, kalau gak salah kisaran 150m namun seluruh jengkal tanah dimanfaatkan  untuk dijadikan bermacam jenis track sepeda gunung. bisa dipakai mencoba jenis sepeda Down Hill, All Mountain, Dirt Jump, Cross Country, bahkan kalau mau bermain Slope Style juga bisa.

Nah saat hari kedua kemarin aku melihat ada beberapa rider yang mencoba track tersebut, mereka memakai Collosus N9, Collosus TX, Collosus AX 2.0 dan ada yang memakai sepeda XC jenis lama yaitu Cozmic CX. Saat itu juga bersama teman trainingku menghampiri para rider tersebut, setelah berbincang sebentar kami berdua diberi kesempatan mencoba  beberapa sepeda mereka. 

Temanku mencoba Collosus TX sedangkan aku mencoba Collosus N9 yang kabar beritanya menghebohkan jagat sepeda tanah air dan dunia. Memang sepeda ini dipakai pada seri kejuaraan Enduro dunia, bahkan pernah naik podium loh.

Pada kesempatan ini aku ingin memberikan sedikit review tentang Collosus N9 ini

Frame             : Carbon 26"
Fork                : Rock Shox Pike w/Ta 20"
Handle Bar     : Kona Satori Carbon
Handle Grip    : Entity
Handle Stem  : FSA Gravity 6cm
SeatPost         : KS with Adjuster
Sadel              : WTB
Wheelset        : Mavic Cross Ride
Tire                 : Schwalbe muddy marry
shock              : Fox w/pro pedal
Sprocket         : Sram X0
Rear Dereleur :
Trigger            : Sram X0
Pedal              : Crank Brother
Chainring        : 32t

Frame berbahan Carbon ini sangatlah ringan dan lentur, baik saat turunan dropoff, melahap tikungan, jumping, pedaling, braking dan tanjakan
saat melahap turunan drop off  frame ini terasa sangat ringan, mampu menahan getaran yang besar. Bahkan pada saat pedalling di turunan drop off tidak terasa getaran yang berarti, enak lentur dan nyaman dech.
Saat mencoba bermanuver di track menikung atau belok frame FS3 ini terasa beda dengan beberapa merk frame yang lainnya, mudah dikendalikan tidak usah melakukan pengereman laju sepeda terasa sedikit melambat sendiri, tp saat keluar dari tikungan sepeda ini seakan terasa ada yang mendorong untuk cepat melaju.


Handle Bar Satori + Handle Stem + Grip Entity
Setelah ketiga komponent ini disatukan maka hasilnya adalah handling yang sangat memuaskan, Kelenturan Handle Bar Satori berbahan carbon mampu  meredam getaran dengan sangat cepat sehingga kerja tangan kita jadi semakin ringan. Dengan hasil tersebut maka kedua tangan kita mampu bekerja dengan maksimal. 


Seatpost KIND SHOCK atau KS
jenis seatpost yang bisa di adjuster naik turun sesuai dengan kebutuhan style bersepeda kita, saat bermanuver di track menurun kita bisa merendahkan sadel, sehingga mampu memberikan ruang untuk mermanuver. Sedangkan saat kita melahap jalan tanjakan, tinggal kita adjust naik sesuai dengan kenyamanan pedalling kita. istimewa menaik turunkan sadel tanpa turun dari sepeda.



Wheelset Mavic Cross Ride + Tire Schwalbe Muddy Marry
Whelset ini saat dipakai di track yang menikung terasa lentur banget seolah mampu bergerak-gerak mengimbangi manuver sang pengendara. dipadu dengan tire schwalbe Muddy Marry yang mampu memberikan traksi cengkeraman yang bagus baik saat menikung, slidding bahkan pada saat pengereman. recommended lah bagi para rider untuk memakainya.



Pedal Crank Brother
Lumayan enak sih buat pedalling, baik saat track menurun dan naik. Namun saat dipakai jumping, saat landing terkadang posisi kaki kita sedikit berubah, mungkin ini efek dari saya yang selalu memakai pedal Cleat. pada dasarnya pedal ini enak dan nyaman dipakai.


Fork RockShox w/TA 20
Dengan memakai TA20 fork ini terasa semakin kokoh dan kuat terutama saat jumping dan track menurun.
kerja fork ini sangat lembut karena fork ini jenis ini adalah coil air/ udara dan minyak. Tinggal kita lakukan penyetelan yang sesuai dengan bobot tubuh dan style kita saat mengendarai sepeda. sudah itu saja kerja fork akan maksimal sehingga membantu kita untuk menaklukan track yang ada.



Triger, Rd, Sprocket Sram XO
menggunakan part ini berbeda jauh saat kita telah terbiasa memakai shimano yang tergolong lebih halus. Namun setiap merk pasti ada kelemahan dan kelebihanya. Saat memakai part ini awalnya aneh, namun kayanya cocok dengna part ini, lebih presisi daripada merk satunya, namun proses shiftingnya terasa lebih kasar. namun itulah ciri khas dari merk Sram. cocok saat pertama kali pakai, walau awalnya perlu adaptasi.

Chainring 32teeth
namun hanya ada satu kekurangan yang mungkin kalau kita memakai sepeda ini dalam jarak yang cukup jauh yaitu chainring sepeda ini kurang besar, jadi saat melakukan shifing beban pada kaki kita terasa agak canggung yakni seperti saat kita shifting naik akan terasa terlalu ringan, namun saat kita shifting turun akan terasa terlalu berat.
Saran saya mending kita pakai chainring  38teeth atau 39 teeth, karena saat saya mencoba memakai chainring ukuran tersebut beban di kaki jadi terasa lebih pas, tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan.

Kesimpulan dari review saya ini adalah sepeda ini sangatlahcocok buat mereka yang suka dengan olahraga extreme. mungkin bagi mereka yang takut untuk memakai frame jenis carbon, saya rasa ini adalah solusinya. frame sudah dipakai pada kejuaraan Enduro dunia. 

Demikian review saya tentang Collosus N9, semoga artikel ini bermanfaat bagi mereka yang penasaran dengan sepeda jenis satu ini. 

Salam gowes









Rabu, 18 Februari 2015

Review POLYGON COZMIC TX 2.0

Saat gowes kebun teh BBIB-APP kemarin saya mencoba memakai Polygon Cozmic TX 2.0, sepeda hardtail jenis Trail yang saat ini framenya  lagi diburu oleh para goweser karena model dan bentuknya bagus. Sepeda yang saya coba ini adalah  rakitan sendiri bukan sepeda rakitan pabrik. karena pemilik lebih suka dengan barang custom. berikut spare part yang melekat pada frame ini

Frame          : Polygon COZMIC TX 17"
Groupset     : Shimano Deore 10 speed
Fork             : SR Suntour XCM with lock
Stem            : KORE wide
Handle Bar  : Funn Flat Out wide 75cm
Headset        : Ritchey
Handle Grip : GT Racing XC foam
Sadel            : Selle Royal
SeatPost       : Ritchey Comp 30,9mm
Seatclamp     : Truvative
Rim               : Alex Rims XD Lite 
Tire               : Maxxis Cross Mark 26 x 2.1
Pedal             : Shimano Cleat PD M-520


Cozmic TX 2.0

Sepeda ini saya pakai di Kebun Teh Wonosari, start melalui jalan aspal singosari hingga kebun teh Wonosari yang di dominasi jalan tanjakan sepeda ini lumayan nyaman melintasi medan tersebut, namun karakter frame trail ini sama seperti jenis frame trail lainnya yaitu sepeda enak dikayuh saat tanjakan tetapi sepeda ini tidak bisa melaju kencang seperti keinginan kita. Frame ini lebih nyaman kalau kita mengayu dengan cara rolling, begitu juga saat dipakai dijalur Off road yang kebanyakan jalannya kasar dan bervariasi sepeda ini mampu melaju dengan lincah, bahkan kalau kita mau, sepeda ini enak dibuat jumping dan handlingnya bagus.

Fork Suntour XCM

dengan tombol lock saat tanjakan mampu membantu mengurangi efek bobbing  pada bagian depan sehingga kita dapat melaju lebih cepat. kelenturan fork ini juga lumayan bagus dalam meredam getaran, namun pada saat kita melaju dengan kecepatan tinggi terkadang fork ini terasa sudah kehabisan travel, hal ini disebabkan dengan tidak adanya pengaturan fungsi rebound. kesimpulan dari fork ini lumayan bagus, cukuplah buat para pemula yang mencoba bermain offroad.


SR Suntour XCM

Handle bar Funn  Flat out dan Handle stem Kore

dengan lebar handle bar yang mencapai lebar 75cm cockpit ini sanggup menahan beban getaran  yang lumayan keras saat melahap jalan turunan, mampu memberikan efek handling yang ringan saat melibas jalan tikungan.


Handle barFUNN & handle stem KORE

dipadu dengan handle stem Kore dengan lebar 3,5cm membuat handling sepeda ini menjadi semakin lincah, maunya seakan jumping dan jumping, mantab bro. namun saat dipakai pada medan tanjakan efek dari panjang stem 3,5cm ini sangat terasa, seakan pengendara dipaksa untuk sering -sering berdiri, karena handling terasa berbelok-belok dan terkadang terasa terangkat-angkat.





handle grip GT XC Foam

grip jenis ini memang diperuntukan untuk jenis XC / cross country, karena mempunyai bentuk yang lebih tipis daripada jenis handle grip type lain, namun karena itu handle grip ini lebih enak saat dipakai paada kecepatan tinggi. terutama pada saat melahap jalan turunan yang membutuhkan cengkeraman yang kuat.

   seatpost Ritchey Comp


seatpost lumayan lentur, terutama saat kita melakukan pedalling seatpost ini seakan memberikan goyangan ke kiri dan ke kanan sehingga membantu mengurangi efek tekanan pada sadel. pernah saya melihat seorang rider memakai trainer minoura, setelah saya perhatikan dengan seksama terutama pada seatpost. saat dikayuh seatpost seolah bergerak ke kiri dan ke kanan seakan memberikan kelenturan. saat saya periksa seatpost ini ternyata pada bagian dalamnya tidak berbentuk bulat namun oval, inilah yang membuat seatpost ini terasa lentur berbeda dengan beberapa jenis seatpost lainnya.
sadel selle royal lumayan nyaman, namun pada saat kita melakukan pengereman terkadang kita seperti terlontar ke depan atau cover pada sadel ini terasa licin.






Rim Alex XDLite


rim ini rerasa ringan dan lentur baik saat digunakan pada jalan tanjakan dan turunan serta menikung terasa ringan dan lentur, namun  terkadang saat jalan turunan saya merasa kurang percaya diri menggunakan rim yang tidak terlalu lebar. namun saat saya finish semuanya terasa baik-baik saja.


Tire Maxxis Crossmark

tire ini terasa lentur dan empuk, traksi yang didapat juga bagus baik saat jalan aspal, tanah, bebatuan, ban ini sangat membantu bahkan pada saat kita lakukan jumping dengan kecepatan tinggi, pendaratan dari ban ini cukup membantu.



pedal M-520

Shimano Cleat PD M-520 dengan menggunakan sepatu cleat, manfaat pedal cleat jenis ini sangat membantu tumpuan kaki lebih stabil ketika melibas track offroad. Tetapi disarankan terhadap goweser pemula yang ingin menggunakan pedal jenis cleat untuk sering berlatih membiasakan menggunakan pedal cleat di medan atau track ringan terlebih dahulu, karena jika menggunakan pedal cleat kita dituntut untuk respon refleks cepat dalam melepas dan memasang cleat, kalau belum terbiasa menggunakan pedal cleat di medan berat sangat beresiko jatuh terlempar terbawa sepeda.




Groupset Deore 10 speed


sparepart ini sangat membantu baik saat shifting dan pengereman, fungsi rem lebih pakem daripada versi Deore 9 speed sebelumnya. proses shifting yang lebih cepat dan ringan serta adanya fitur lock yang terpasang pada rear derailleur sangat membantu. terutama pada saat jalan menurun kita bisa memanfaatkan fitur lock ini yang berarti cage rd tidak bisa bergerak ke atas ataupun ke bawah yang berefek rantai akan stabil pada posisinya sehingga mengurangi resiko rantai putus ataupun keluar dari chainring. 

demikian sedikit review yang bisa saya informasikan mengenai sepeda polygon cozmic TX 2.0, semoga bermanfaat bagi para goweser yang ingin menggunakan sepeda hardtail jenis trail.

salam gowes





Senin, 16 Februari 2015

Track BBIB - APP

Seperti biasa pada hari minggu ini kami berangkat gowes ke kebun teh wonosari, tidak seramai seperti biasanya dikarenakan banyak teman-teman yang gowes ke beberapa tempat berbeda, sebagian gowes ke bendungan Karangkates, ada yang ke daerah Pusung dan ada yang ke Batu.

awalnya saya berangkat cuma berdua saja, tapi setelah gowes beberapa kilometer di tengah perjalanan bertemu dengan beberapa komunitas pegowes. kamipun gowes bareng sampe ke kebun teh Wonosari. sesampai disana seperti biasa kami beristirahat sebentar dan memesan teh hitam khas tempat ini. dan beberapa teman ada yang memesan makan.

setelah istirahat dirasa cukup, kami lanjutkan perjalan ke rute selanjutnya. karena beberapa hari ini turun hujan yang deras kami memilih rute yang tidak terlalu extreme, track BBIB-APP jadi pilihan kami, variasi track antara jalan aspal dan offroad yang seimbang, tidak terlalu extreme namun kombinasi jalanan yang bisa sedikit memacu adrenalin.

start dari kebun teh wonosari, perjalanapun dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak diantara sejuknya perkebunan teh. kombinasi antara tanah dan batu padas dan variasi tanjakan turunan turunan membuat kami semakin bersemangat untuk memacu sepeda lebih kencang. 
setelah melewati luasnya perkebunan teh, track berlanjut menuju BBIB yang didominasi jalanan single track. di track ini kita harus selalu waspada dikarenakan banyaknya jalan yang berlobang serta licin, terkadang ada saja teman yang jatuh di track ini. setelah itu kami memasuku BBIB.

untuk menuju ke APP kami harus melewati jalan beraspal sekitar 1km, perjalanan berawal dari desa sengkrakan, desa yang mempunyai jalur alternatif ke kota lawang. kombinasi tanjakan dan jalan turunan lumayan membuat kami bekerja extra untuk melahapnya, terkadang harus turun.




setelah melintas desa Sengkrakan, track yang akan dilalui selanjutnya yaitu menyusuri single track,  serta banyak turunan tajam. dikarenakan track yang  basah terkadang harus berjalan untuk melintasinya. sebagian jalan tertutup oleh ilalang yang lebat sehingga kalau tidak mengetahui track ini dengan benar maka kita akan tersesat dan memutar di daerah itu-itu saja.


setelah keluar dari single track, maka sampi sudah di APP. setiap hari minggu disini ada pasar minggu, berbagai macam pedagang berkumpul disini. ada yang jual makanan & minuman serta berjualan yang lainya seperti pakaian, mainan, pecah belah dan masih banyak lagi. finish


untuk keluar dari sini kita bisa langsung menyusuri jalan aspal dan langsung keluar menuju jalan besar. tapi sedikit yang tahu kalau disebelah selatan APP ini ada rute pendek buat para pegowes yang ingin menikmati indahnya hutan yang lumayan lebat. lumayan ini adalah bonus, hutan dengan jalan yang berkelok tajam, rimbun disertai dengan banyaknya akar pohon-pohon besar yang muncul di tengah jalanan hutan ini. sensasinya bro.


inilah sedikit cerita track minggu kemarin yang kami lewati


salam gowes






Jumat, 13 Februari 2015

Track Tutur -Welang

Pukul 06.00 WIB kami sekitar 13 orang berkumpul di depan toko sepeda singosari, bersiap-siap berangkat sambil menaikkan sepeda di atas bak truk. Memang transportasi ini yang kami pilih untuk berangkat kesana karena relatif murah. Sekitar pukul 06.30 kami sudah berangkat menuju daerah Welang, perjalanan berjalan lancar tidak seperti biasanya  jalanan macet.

loading truck

Pukul 07.30 kami tiba melewati daerah Welang yang merupakan tempat finish rute gowes hari ini, tapi kami tidak berhenti disana karena kami akan start di daerah Tutur.  Kami memang berangkat lewat Daerah Welang untuk menunjukan rute loading kami nanti.


polygon tx & Kona Cindercone

Setelah tiba di daerah Tutur, kami mempersiapkan semuanya untuk melakukan start. Rute Tutur – Welang merupakan rute jenis TRAIL - ALL MOUNTAIN, rute ini terbagi menjadi dua rute yakni rute pertama yang jalannya  relatif lebar hingga rumah getah, setelah rumah getah kita akan disuguhi jalanan single track hingga kampung terakhir setelah itu kita akan melewati jalan single track yang penuh tekhnikal hingga finish.

Seperti biasanya sebelum berangkat kami lakukan briefing, rute mana yang akan ditempuh pada nantinya dan sebelum berangkat kita semua berdoa agar di beri kelancaran dan keselelamatan pada acara kita hari ini.
Start kami berawal di halaman ruko, setelah itu melewati  jalan desa yang di dominasi dengan jalan bebatuan yang tertata rapi,  desa yang terlihat sangat asri karena disekitarnya ditumbuhi berbagai macam tanaman. Serta penduduk yang sangat ramah, banyak yang menyapa kami terutama anak-anak kecil, mereka sangat antusias menyapa kami bahkan sambil berlarian mengikuti laju sepeda kami.
start ruko tutur

Karena jalan bebatuan ini ada beberapa teman yang mengalami ban bocor, saya sarankan untuk selalu membawa ban dalam cadangan serta peralatan seperti cukit ban serta pompa tangan.

mengganti ban yang bocor

Setelah sekitar 2km mengarungi jalan bebatuan, maka mulai melewati jalan paving. Rumah penduduk juga sudah mulai jarang, ini berarti sudah memasuki jalanan hutan, berbagai macam tanaman yang ada di sepanjang jalan seperti tanaman kopi, lamtoro, pisang dan pohon-pohon pinus yang tumbuh tinggi subur di daerah ini. Tidak kalah dengan itu semua track yang kami lalui sungguh mendebarkan karena sangat bervariasi, kami harus waspada karena jalan yang penuh dengan tikungan sempit serta jalan yang lumayan licin karena sudah beberapa hari ini diguyur hujan deras.

Saya sarankan untuk memakai protector seperti selalu memakai helm, pelinding lutut danpelindung siku untuk mencegah cedera, karena track yang penuh tekhnikal dan lumayan licin, terkadang ada beberapa teman yang terjatuh Karena terjebak oleh jalanan yang tertutup rerumputan dan terpeleset karena melewati jalan berakar. Untuk melintasi track ini usahakan selalu jaga jarak antara  satu dengan yang lainnya untuk menghindari tabrakan antar pengendara.
single track yang licin dan curam

Track ini mempunyai beberapa  rintangan buatan seperti Berm dan jump, berhati-hatilah untuk melewati track disini, kalau kita tidak berani mending  tidak memacu sepeda dengan kencang, pelan-pelan saja. Dan satu hal yang perlu saya sampaikan kita harus selalu berhati – hati melewati track ini karena banyak orang mencari rumput baik dengan menggunakan sepeda motor  maupun dengan dipikul memakai keranjang dari bamboo. Hati-hati.
berbagai rintangan buatan

setelah melahap track pertama yang lumayan menguras tenaga, kita sampai di rumah getah yaitu tempat berkumpulnya para penyadap getah karet untuk mengumpulkan hasil sadapan, bangunan yang mempunya luas 12x12m tersebut memang berada di tengah hutan yang sebagian besar di tumbuhi pepohonan pinus. Biasanya disini kami beristirahat sejenak  menunggu beberapa teman yang masih tertinggal di belakang, sambil makan makan ringan.
rumah getah

Setelah istirahat dirasa cukup, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi jalanan single track, masih jalanan tanah berumput  tapi tetap licin.  Track yang relatif turun ini biasanya kami memacu sepeda dengan kecepatan sedang, rintangan berm dan jump masih banyak dijumpai. Hingga kita memasuki kampung terakhir, jalanan batu ada lagi sekitar 100m. hanya ada beberapa rumah rumah sederhana di kampung itu.


perkampungan terakhir

Setelah itu kita memasuki rute kedua yaitu rute single track, rute kedua ini lumayan panjang, beda dengan track sebelumnya yang didominasi jalanan tanah, track kedua ini di dominasi jalan padas dan bebatuan yang lebih curam serta rintangan seperti berm, jump, drop off lebih banyak disamping itu banyak tikungan diantara pepohonan. Tidak jarang beberapa pegowes banyak yang menabrak pohon.


rute single track dan jurang

Namun di tengah jalan saya sempat berhenti karena ada beberapa ibu-ibu yang bergerombol sambil makan, ternyata mereka adalah petani yang lagi merawat ladang padi mereka.  Padi sawah kering. Saya ditawari makan dan minum kopi, enak sih walau menunya sederhana, gratis lagi, perjalanan dilanjutkan.


ibu petani lg istirahat

Di track kedua ini pepohonan lebih rimbun terlihat lebih gelap daripada tracak lainya, kita harus  berkonsentrasi tinggi, menguasai sepeda dengan baik serta harus mempunyai keberanian yang lebih, karena track yang cukup sulit untuk dilalui bahkan untuk berjalan saja kita sangat kesulitan.  Tikungan di track ini mantab, meliuk-liuk terkadang disertai beberapa drop off Bebatuan yang beraneka ragam besarnya terkadang  mengahalangi jalan, tidak jarang kita harus mengerem laju sepeda kita  agar tidak menabrak bebatuan tersebut.
Track ini semakin mendekati finish semakin banyak rintangan yang kita hadapi serta sudut kemiringan yang semakin curam menambah adrenalin ini semakin meninggi, apalagi siksaan sepanjang track yang menguras fisik kita. Jari tangan terkadang kram menahan beban pengereman yang begitu besar dan lama. Serta kedua kaki ini yang terkadang capek menahan hentakan yang begitu keras sepanjang  17km track yang kita lalui. Woooow istimewa. Finish



Big jump mengakhiri track kita hari ini. Kami berkumpul di  di finish sambil menuggu teman yang di belakang. Ada rasa puas tersirat di senyum ini. Namun ada yang merasa tersiksa melahap track ini.
Kesimpulan dari perjalanan kami hari ini adalah kepuasan karena telah berhasil melahap track yang sangat menantang dengan selamat, meski ada beberapa problem yang kami alami.
Ada beberapa tips yang mungkin bisa berguna bagi kita sebelum melahap track TUTUR –WELANG ini yaitu :


  • Persiapkan sepeda dengan maksimal
  • Lakukan pemanasan yang cukup karena medan yang kita lalui nanti sangat panjang dan butuh kerja otot yang maksimal
  • Jaga jarak antar sepeda berguna untuk menghindari tabrakan beruntun bila terjadi insiden jatuh.
  • Bawalah ban dalam cadangan yang lebih banyak dari biasanya,  karena pengalaman sebelumnya banyak teman kami yang mengalami ban bocor
  • Bawalah p3k,  persiapan bila ada yang mengalami kecelakaan




 Kona Cindercone

REVIEW KONA CINDER CONE
Frame         : Kona cindercone 16”
Fork            : Rockshox Recon Silver Tk
Groupset    : Alivio 9sp
Brake set    : alivio hydrolic
Rim             : alex Xd Lite
Tire             : Kenda Nevegal
Handle bar : kona 67cm
Stem           : Uno 6cm



  • Sepeda AM hardtail ini terasa cukup lumayan nyaman baik pada saat jalanan datar, menanjak. terlebih lagi saat melahap medan turunan dan berbelok handling dari sepeda ini  bisa diandalkan. Cara frame sepeda ini meredam getaran bisa diandalkan,  membantu dalam mengontrol laju sepeda.
  • Namun sayangnya fork rockshox yang saya pakai kurang begitu membantu mengurangi getaran yang saya terima pada bagian depan. Penyetelan fork sudah saya buat paling empuk, preload saya setel pada posisi paling soft, rebound saya setel paling soft kearah lambang kelinci. Menurut saya efek rebound masih terasa walaupun  sudah disetel paling soft, sehingga kerja fork lambat. Ini yang menyebabkan handling sepeda bagian depan menjadi kaku.
  • Handle bar Kona bawaan sepeda cukup nyaman dipakai,   sangat membantu saat bermanuver.  Namun dengan kondisi track yang didominasi turunan alangkah baiknya kalau kita memakai handle bar yang mempunyai lebar 70cm ke atas.
  • Groupset alivio, saya puas dengan ini, tidak ada masalah meski saya pakai crank dengan triple chainring.
  • Rem hydrolic shimano,  mantab, cukup pakem  meski laju sepeda kencang.
  • Rim Alex XD Lite yang saya pakai walaupun tidak terlalu lebar tapi saya puas dengan jenis rim ini kokoh dan kuat, dan kelenturannya membantu walaupun awalnya saya ragu untuk memakai di track berbatu.
  • Tire kenda nevegal, ampuh dan mantab. Tidak usah ragu meski track yang kita lalui bervariasi. selesai
Semoga artikel ini dapat membantu dan menambah wawasan kita tentang dunia sepeda.

Salam gowes




Minggu, 08 Februari 2015

tips memilih ukuran frame

Saat kita pergi ke toko sepeda, kita pasti bingung melihat begitu banyaknya sepeda yang terdisplay. berbagai merk terjajar rapi, beraneka warna, berbagai model dan bentuk. ada sepeda anak-anak, sepeda remaja, sepeda dewasa, ada sepeda road, ada sepeda mtb, ada sepeda lipat, sepeda tandem dan masih banyak jenis sepeda yang lainnya.

Dari sekian banyak jenis dan model sepeda tersebut, saat kita membeli sepeda terkadang tidak sesuai dengan jenis sepeda yang kita butuhkan, misal kalau kita mau bersepeda AM maka seharusnya kita membeli sepeda jenis AM. Kalau kita ingin bersepeda jenis XC maka seharusnya kita membeli sepeda jenisXC. 

Namun dari sekian banyak kriteria dalam memilih sepeda, ada satu tips yang tidak boleh dilewatkan yaitu memilih ukuran frame yang sesuai dengan tinggi tubuh kita.
Ukuran frame dalam sepeda gunung memakai satuan ukuran Inchi, berbeda dengan satuan ukur yang dipakai dalam sepeda Road yang memakai satuan ukur Milimeter/Centimeter.

ukuran tinggi frame dalam MTB meliputi 12",13"........20", terkadang beberapa produk ada yanng mengeluarkan ukuran 21" dan 22", namun sekarang sudah mulai berkurang dua ukuran terakhir tadi, dikarenakan sekarang sudah diproduksi sepda dengan ukuran roda 27,5" dan 29".

jadi sebelum kita membeli suatu sepeda kita harus mengerti tinggi tubuh kita?. jadi kalau satu hal ini sudah kita ketahui maka kita bisa memilih ukuran frame sesuai dengan tinggi tubuh kita. di pasaran terdapat dua ukuran sepeda, yaitu ukuran sepeda genap seperti 14", 16" 18" dan 20" dan ukuran sepeda ganjil seperti 13", 15, "17", dan 19".

Berikut tabel tinggi pengendara dan frame yang sesuai  

TINGGI             PENGENDARA  TINGGI FRAME
155 -165--------- 14 -15"
165 - 170--------- 15 -16"
170 -175--------- 16 -17"
175 - 180--------- 17 -18"
180 - 185--------- 18 -19"
185 - 190--------- 19 -20"
190 - 195--------- 20 -21"
195 -200--------- 21 -22"

pada dasarnya pemilihan frame ini harus sesuai dengan tinggi pengendara, jika dari awal pemilihan frame sudah tidak sesuai maka banyak masalah yang pada nantinya akan sering dirasakan, sepeda bisa terasa kurang nyaman, handling yang tidak maksimal, dan penyetelan sepeda yang sulit yang mengakibatkan pengendara cepat lelah.
jika frame yang dipakai terlalu tinggi maka ada beberapa efek yanng dirasakan yaitu :
  • mengurangi kelincahan
  • pedaling tidak bertenaga
  • bagian betis akan terasa sakit karena posisi kaki saat pedaling jinjit
  • saat turun dari sepeda biasanya pangkal paha kita akan berbenturan dengan  top tube
jika frame yang dipakai terlalu rendah maka efek yang dirasakan yaitu :
  • pengendara akan merasa sakit pada bagian paha karena lutut terlalu menekuk
  • pantat akan terasa sakit karena beban tubuh akan tertumpu di pantat
  • bersepeda tidak aman karena seatpost terlalu tinggi / panjang 
namun pada beberapa jenis sepeda extrem dan kasus- kasus tertentu  ukuran frame yang dipakai lebih kecil / pendek dari ukuran frame normal, seperti pada pada sepeda DirtJump, 4X, DH.

ukuran frame terlalu besar



ukuran frame yang sesuai

Dari kedua gambar diatas dapat kita lihat perbedaan anatara frame yang yang sesuai dengan pengendara dan frame yang ukurannya terlalu besar.

salam gowes