Minggu, 05 April 2015

Track Tutur - Welang

Rabu kemarin 1 Maret 2015,

Tidak seperti biasanya kami gowes ke Track tututr - Welang pada hari Rabu, yang biasanya kami laksanakan kebanyakan pada hari minggu. rencananya sudah sangatlah lama baru terwujud pada hari rabu kemarin.  

Memang track in kalau pada hari minggu akan selalu dipadati oleh para goweser dari segala penjuru daerah di jawa timur dan sekitarnya, jadi suasana gowes sangatlah ramai sehingga kenyaman kita saat gowes jadi berkurang karena track disini kebanyakan single track panjang. Bila terjadi antrian maka akan menggangggu kelancaran perjalanan setiap pegowes.

Memang setiap peegowes memiliki karakter berbeda-beda, ada yang kencang di track ini,  ada yang biasa saja & sering berhenti, bahkan ada yang takut melintasi track ini. Memang pada awalnya track ini dirancang untuk jenis ALL MOUNTAIN  atau jenis lainya yang lebih extreme. namun banyak para goweser yang ingin menikmati track yang sudah terkenal ini. Ada yang tertantang dan bahkan banyak juga yang kapok untuk mengulangi track ini.

Karena alasan kenyamanan kami ingin gowes ke track ini pada hari selain hari Minggu,  kalau pada hari lain pasti sepi. Jadi kita bisa gowes dengan kecepatan tinggi dan bisa mengulan hingga berkali-kali tanpa dan kemacetan di tengah perjalanan nanti.
Nah, pada hari Rabu Kemarin Kami berempat loading dengan mobil, kami memakai sepeda jenis XC. Kata beberapa teman sepeda jenis XC tidak cocok  di track ini, makanya kami berempat ingin mencobanya. stelah tiba di tempat start, kami lakukan persiapan segala sesuatunya, tekanan angin ban kami ukur, baut-baut stem seatpost, handle stem, rem kami cek semua.


Setelah ready, kami berempat mulai berangkat dengan kecepatan sedang. Kami menyusuri jalanan desa yang berbatu, pemandangan masih sangat asri, banyak tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang sangatlah rimbun sehingga udaranya sangat segar dan bersih.
Sekitar 1km kami menyusuri jalan desa ini akhirnya kami mulai memasuki kebun kopi, setelah itu barulah kita memasuki track hutan. Disini banyak ditumbuhi pohon pinus dan rumput gajah dan rumput liar, makanya disini banyak para pencari rumput yang melintas.


Di Track ini jalanan masih lebar namun kita harus berhati-hati karena kontur tanah disini lembab dan licin serta banyak jalanan yang rusak karena sering dilalui oleh sepeda motor, sehingga jalan di track ini banyak yang berlubang dan bergaris-garis. banyak yang sering terjatuh di track ini.

Sejauh ini perjalanan lancar-lancar saja, sampai kita memasuki single track dengan kemiringan yang lumayan curam, ada salah satu teman yang terpeleset dan terjatuh. biasanya kan hanya main sepeda di jalan aspal saja jadi kaget main di track off road seperti ini.

Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju rumah getah. track semakin curam dan banyak rintangan seperti berm dan jump, tambah asyik aja, namun lagi-lagi ada teman yang terjatuh lagi, dan lagi. Namun asyik lah, ini kan hanya fun-fun saja. Jadi saat kita terjatuh selalu diiringi tertawa riang. ha......ha...........ha.

kami beristirahat sejenak di rumah getah sambil melepas lelah, keringat bercucran. Padahal track yang kami lewati tidak ada jalan tanjakan, kebanyakan turunan namun adrenalinnya sangatlah kuat, terkadang suara detak jantung terdengar di telinga.


Setelah istirahat cukup, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan single track. Nah ini yang menambah adrenalin semakin meningkat, ternyata track yang kami lalui adalah kebanyakan jalan berbatu padas yang licin karena kemarin sabtu sempat diguyur hujan. Harus lebih berhati-hati lagi kalau tidak ingin tersungkur.



Semua lintasan single track ini telah kami lahap semua, tapi rasanya kalau melintasi track ini memakai sepeda XC Hardtail sangatlah sulit untuk dikendalikan dan terasa badan ini pegal-pegal semua. setelah ini kami tahu bedanya track XC dan track AM memang sangatlah beda. cara kami memilih sepeda juga salah, kami terlalu memaksa sepeda pada jalur track yang sangatlah berbeda dengan jenis sepeda yang kami pakai. Ini pelajaran yang sangat berharga.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Salam gowes


Sabtu, 28 Maret 2015

FOLDING TOOL

FOLDING TOOL


Folding tool adalah peralatan yang berisi beberapa macam jenis tool yang dijadikan satu dan bentuknya lipat (folding). Ukuran tool ini biasanya hanya sebesar genggaman tangan kita, fungsinya adalah untuk keperluan darurat saja.

Dilihat dari modelnya bisa dibedakan menjadi dua yaitu, model one piece dan model two pieces. Pada model one piece biasanya jumlah tool tidak terlalu banyak, isinya biasanya standart seperti Allen Key, obeng plus minus saja. 


Namun pada model two pieces biasanya isi tool lebih banyak daripada model yang pertama seperti ada chain cutting( pemotong rantai), tire lever (cukit ban).



beberapa produsen bahkan mengeluarkan model untuk survival, nah tool ini lebih lengkap lagi biasanya berisi pisau, alat pembuka tutup botol, penusuk daging, gunting, tang, kikir, gergaji

Memang sepastasnyalah folding tool ini dimiliki oleh setiap pegowes, karena tool ini mempunyai manfaat yang sangat besar apalagi disaat darurat. Saat berada di tengah perjalanan terjadi trouble kita tidak usah bingung karena kita mempunyai tool untuk mengatasi trouble tersebut, meskipun kita tidak bisa mengatasi masalah tersebut setidaknya kita bisa minta bantuan kepada teman kita dengan menyediakan tool tadi. karena walaupun kita bisa servis sepeda tanpa mempunyai tool sama saja dengan bohong.

menurut pengalaman saya folding tool ini memang perlu selalu dibawa saat gowes karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam perjalanan nanti, kalau perjalan kita mulus-mulus saja memang tidak apa-apa. Namun kalau di tengah perjalanan nanti kita mengalami problem maka kita perlu menggunakan tool ini, kalau sampai kita tidak membawa maka bisa saja tidak bisa melanjutkan perjalan gowes kita.

Memang harga folding tool ini bervariasi, mulai dari merknya, tipenya dan isinya. Kita harus bijaksana dalam hal ini, tergantung kebutuhan saja, namun kalau kita mau membeli merk yang berkualitas tinggal pilih saja. Banyak merknya salah satu merk yang di favoritkan sebagian besar para pegowes adalah merk TOPEAK, merk ni sudah terkenal, bahkan mempunyai team balap kelas dunia lo. Kalau gak salah TOPEAK ERGON TEAM. Untuk mendapatkan tool ini kita bisa pergi ke seluruh RODALINK, karena Rodalink sebagai distributor merk yang satu ini.





Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita.

salam gowes




Senin, 16 Maret 2015

Track Coban Rondo Panderman Goa Jepang

Ada yang tahu tentang track ini ?.........
Track ini pasti tidak asing lagi bagi komunitas sepeda di Malang,  beberapa komunitas dari Surabaya, Sidoarjo, blitar dan bahkan dari luar kota yang cukup pasti mengenal seluk beluk dan tipikal dari track ini.

Memang track ini tidak setenar track bukit Klemuk yang biasa di pakai untuk latihan dan lomba Down Hill. Tapi banyak kalangan yang sering dan bahkan rutin melahap track yang lebih extreme dari track Tutur - Welang ini. 

Track yang biasanya juga dilalui oleh komunitas sepeda motor Trail ini memiliki pemandangan yang sangat indah, udara yang sejuk menambah asri suasana setiap orang yang melalui tempat ini. Disini tumbuh banyak jenis tumbukan mulai dari pohon-pohon besar hingga rerumputan yang subur.

Karena di daerah sekitarnya banyak peternak sapi perah, maka sebagian besar peternak ini setiap hari mencari rumput hingga ke pelosok track ini, bahkan terkadang kalau kita lagi asyik gowes, hati-hati terjadi tabrakan dengan para pencari rumput ini. Karena ini memang jalur mereka setiap hari.

Terlepas dari itu semua Track ini memiliki panjang lintasan kurang lebih 15 - 16km, Start dari Patung Sapi lalu menuju arah loket masuk air terjun Coban Rondo. Disini kita biasanya dikenakan tarif masuk Rp. 10.000,- saja per orang.
Untuk menuju ke track ini biasanya ada yang gowes mulai malang dan adapula yang diloading, karena jenis sepeda mereka yang di setting hanya untuk jalan turunan saja




Biasanya Start dimulai dari Patung Sapi ini, jalanan mulai menanjak hingga memasuki kawasan wisata ini, sesampai di penginapan / losmen, kita ambil jalan belok kiri yang langsiung menuju ke arah bukit. Jalanan ini sudah diperlebar dan diratakan berbeda dengan beberapa tahun yang lalu yang jalannya rmasih alami dan tidak terlalu lebar. kita terus gowes hingga bertemu dengan pertigaan pertama, biasanya kita istirahat sejenak sambil menunggu rekan kita yang masih tertinggal di belakang.

Biasanya dari sini kita melakukan persiapan, seperti memakai protector, menyeting suspensi dan tekan ban. jangan lupa membawa ban dalam lebih, membawa makana. setelah persiapan selesai baru kita berangkat start secara beriringan. Jalan awal datar namun memasuki tikungan pertama baru kita diuji dengan tanjakan yang begitu mengagumkan, single track dengan banyak lekukan  yang menguras tenaga kita.


Setelah itu kita sampai di lapangan yang tidak terlalu lebar, di tempat ini terdapat poho yang bentuknya artistik. Karena tempat ini yang begitu nyaman terkadang ada beberapa teman gowes night ride camping disini, mereka mendirikan tenda kecil untuk menginap disini.

Setelah semua teman sudah terkumpul,  perjalanan dilanjutkan. Disini track sudah dominan turunan sehingga rata-rata  pegowes memacu sepedanya dengan kencang, track yang sungguh memanjakan kita. Namun kita harus selalu berhati-hati karena track ini mempunyai jurang yang sangat dalam di sisi kiri. Yang perlu diperhatikan disini kita harus selalu menjaga jarak antara pegowes karena tajam tikungannya terkadang jarak pandang kita terbatas. We must be carefull


Track ini cuma mempunya satu jalan saja, jadi kita tidak perlu khawatir nanti akan tersesat. Biasanya hanya terdapat pertigaan saja, kita ambil yang sebelah kanan. Memasuki pertigaan pertama kita ambil jalan ke kanan, harap berhati-hati disini tracknya semakin curam.


Tetap hati-hati dan fokus terhadap lintasan karena jalannya meliuk-liuk dan tiba-tiba turun seperti drop off setelah itu langsung memasuki berm menurun juga. disini sering terjadi insiden, Biasanya yang tidak pernah gowes kesini akan kaget karena variasi tracknya sangat banyak dan curam.

Masuk kawasan bukit Panderman, Yaitu melewati desa Seruk. Kita hanya melintas saja, lalu masuk ke area hutan pinus. Disini track lebih kasar karena banyak akar pokon pinus yang melintang di sepanjang track ini. 
Karakter track ini masih dominan turunan namun karakter utamanya adalah stop & go. Jadi kita harus cepat membaca moment yang tepat. 

Memasuki Villa Panderman Hill,  jalan sudah beraspal. ini finish pertama selanjutnya kita menuju ke Coban Rais, Coban Rais merupakan air trejun yanng juga lumayan ramai pengunjungnya, lebih terkenal buat perkemahan. 

Memasuki pelataran Coban Rais perjalan dilanjutkan menuju selatan tempat ini, hati-hati jalannya menurun terdapat banyak tanaman jeruk dan peternakan tawon. 
suasananya makin serasa di tengah hutan, wooowww extreme banget. kita gowes sedikit melintasi sungai kecil yang begitu jernih airnya. 

Teman-teman tanpa di komando langsung berhenti, ada yang membasuh muka, ada yang merendam kaki, ada yang menceburkan diri ke dalam sungai. Asyik teringat masa masih kecil dulu saat mandi di sungai atau kali.


Sekitar 30 menit puas bermain di sungai, perjalanan di lanjutkanmenuju track yang namanya Goa Jepang. Mengapa track ini dinamakan begitu karena di tempat tersebut ada suatu goa atau terowonga yang panjang banget, belum ada orang yang berani masuk sampai ke ujung goa tersebut. untuk menuju ke tempat ini kita harus melewati hutan berbukit yang mempunyai single track yang lumayan sempit serta naik turun.

Pemandangan sangat indah seolah kita berada di tempat tertinggi dari semua bukit yang ada, saran saya kalau sudah berada di tempat ini jangan cepat-cepat pergi, kita nyantai dulu menikmati pemandangna yang ada. Karena finish dari tempat ini sudah sangatlah dekat, tinggal turun sebentar sudah sampai finish. 

Tapi walaupun dekat track turunanya extreme lho, sudut kemiringannya lumayan tinggi dan banyak belokan pasif. Ini yang biasanya membuat kita mengalami kesulitan, namun kalau kita pernah bermain Down Hill, kita pasti tidak akan mengalami banyak masalah.

Dan finish di Goa Jepang.


Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Salam gowes




Jumat, 13 Maret 2015

Test Drive Marin Team HT di ITN 2

Kemarin hari Rabu,  ada teman dapat Frame Marin team HT 15" second tapi masih mulus, sebelumya masih pakai merk lokal. bobot frame only lumayan ringan kisaran 1,...kg lebih, dilihat dari bentuk framenya lumayan bagus, mulai dari bentuk top tube, down tube, seat stay hingga  chain stay bentuknya persegi 8 dan persegi 6.



Pertama kali melihat frame ini, seolah-olah kelihatan kecil. bahkan saat sudah selesai dirakit, kelihatan masih kecil. Tapi saat test ride, ukuran top tube actualnya ternyata sama dengan frame size 16" tidak jauh berbeda, sehingga kalau sebelumya kita memakai frame 16" lalu ganti memakai frame ini akan terasa sedikit berbeda secara panjang top tube nya.



Pada awalnya agak penasaran sich dengan frame Marin Team HT ini, karena sebeleumnya sudah sering pake Marin NailTrail, Bob Cat Trail B17 dan lainnya, Pada dasarnya hampir semua type diatas model framenya sama tidak ada bedannya, namun hanya geometrinya sama. Inilah yang terkadang membuat para goweser mengartikan kalau Frame Marin itu sama saja walaupun berbeda tipenya.

Saat mencoba saya terkejut koq berbeda jauh ya dari beberapa tipe sebelumnya. Kesan pertama sepeda ini sangat ringan walau bahan framenya masih Alloy, pedalling ringan meskipun pada saat start, berbeda dengan beberapa merk sepeda yang lainnya yang terkesan berat saat melakukan start.

Setelah sepeda selesai dirakit, penasaran untuk mencobannya, karena hari sudah sore maka sepeda ini dicoba di ITN2 Losawi singosari malang Jawa timur. Lokasinnya dikelilingi sawah. Memang dulunya lokasi ini adalah sawah yang luas. Namun sekarang sudah dibangun menjadi sebuah kampus, tempatnya asri, sejuk dan pemandanganya indah. Banyak anak pacaran disini.

Start di pelataran pintu gerbang ITN2, disini jalannya relatif datar dan sudah beraspal, terdapat polisi tidur di setiap 30m nya. suasana pas lagi sepi cocok untuk gowes, sambil mencoba settingan drive train, dan steerer partnya saya coba kayuh pelan dengan gigi rendah. Sesekali saya mencoba rem, mencoba mengayuh dengan berdiri, saya puas dengan performa sepeda ini. ringan, lincah, buat belok juga cepat, handlingnya memuaskan lah.

sesampainya di depan kampus terdapat pertigaan, saya belok ke kanan atau arah barat. Nah dari sini jalanya landai, cocok buat latihan sprint. Disini masih di kelilingi oleh sawah-sawah yang lumayan luas, namun disini uga terdapat beberapa ruko dan bahkan ada satu perumahan lama dan ada satu perumahan baru yang siap bangun.

Setelah melakukan gowesan yang lumayan cepat, akhirnya sampai di ujung jalan ini yakni terdapat jembatan sungai kecil yang menandakan batas daerah ITN2 dan perkampungan. di batas jembatan ini terdapat kebun salak yang lumayan lebat, setahuku banyak warga sekitar yang membeli salak disini, karena lebih murah dan rasanya manis.


Setelah berhenti sebentar dan mengecek kondisi sepeda ini, Tiba-tiba hujan deras datang, Jadi mau gak mau ya harus memacu sepeda ini dengan semaksimal mungkin, karena takut nanti kehujanan. Nah ini adalah kesempatan untuk memacu sepeda semaksimal mungkin dan mengetes seberapa bagus performa dari sepeda ini.

Segera kukayu sepeda ini dengan cepat hingga sampai di rumah, rumahku memang dekat dengan kampus ini.
performa sepeda ini memang tidak perlu diragukan lagi, sangat memuaskan Saat dipacu dengan gaya berdiri handling sepeda sangat stabil dan mampu melaju dengan cepat sesuai gowesan kaki kita.





Walau sepeda ini hanya dicoba pada jarak pendek dan sebentar, namun bisa disimpulkan bahwa performa sepeda ini sangatlah bagus, baik dirasakan dari handling dan laju dari sepeda itu sendiri.

Menurut saya sepeda ini bagus baik dilihat dari merk itu sendiri dan dari performa sepedanya. Setahu saya untuk bisa mendapatkan frame ini kita bisa datang ke Rodalink

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Salam gowes








Senin, 02 Maret 2015

Asyiknya gowes di Tutur - Welang pake sepeda Hardtail

kemarin hari minggu 1 pebruari 2015, aku dan teman-teman gowes lagi ke Tutur - Welang, setelah 2 minggu yang lalu kemarin. Hanya orang pilihan saja yang berangkat.

Tutur - Welang? sapa sich yang gak tau track ini, sudah terkenal bahkan banyak videonya yang di upload ke You tube. Ada banyak sekali momen yang ada di dalam track ini. karena memang disini udaranya sejuk dan pemandangannya bagus.

Kebanyakan komunitas yang datang ke track ini adalah Surabaya dan malang, karena letak geografisnya tidak terlalu jauh, namun ada juga yang datang dari daerah yang lebih jauh seperti Lumajang, Jember, Blitar, bahkan ada yang ada dari luar propinsi seperti dari Solo Yogya dan banyak lagi dari daerah lainnya.

Berbagai jenis dan merk sepeda yang mereka gunakan, namun yang direkomendasikan untuk melahap track ini adalah sepeda dual suspension, kenapa? karena track ini hampir keseluruhannya adalah track turunan. ada yang bilang cocok buat Enduro, ada yang bilang Cocok buat AM, ada yang bilang cocok buat Trail.
  
Nah, kemarin aku dan teman-teman memakai sepeda jenis hardtail. ada sekitar 8 orang dengan memakai beberapa merk berbeda. Ada yang pakai Kona Cindercone, Kona Caldera, Scott Aspect, Thrill Agent 4x, Polygon Cosmic TX, Polygon Xtrada lady (versi lama), KHS Dj, Giant Trance (dual Susp). 

Start di Ruko Tutur, ternyata sudah banyak yang hadir disini. Semua memakai sepeda Dual Susupension, hanya komunitas kami saja yang menggunakan sepeda jenis Hardtail. Mereka heran kenapa kami memakai sepeda jenis Hardtail, mungkin mereka bertanya-tanya dalam hati apa tidak banyak kendala saat gowes nanti? apa sepedanya tidak cocok dengan track? atau sepeda yang keras karena tidak memakai dual suspension? banyak sich statement yang muncul dari mereka. Kami sich biasa saja karena kami punyanya hanya sepeda Hardtail ini dan didaerah kami di malang, Sepeda hardtail buat DH aja ada koq, he.....he.


Setelah melakukan beberapa persiapan, start dilakukan dengan santai karena masih melalui jalanan bebatuan perkampungan yang tertata rapi. Memang kalau memakai sepeda Hardtail terasa agak pegal sich karena jalan bebatuan kampung ini lumayan panjang. Setelah melewati perkampungan, barulah kita memasuki rute yang sebenarnya yaitu track offroad, pestapun dimulai.

Saat memasuki rute offroad kami berbarengan dengan beberapa pegowe syang memakai sepeda Dual Suspension, pada awalnya kami berada di belakang mereka karena biasanya pegowes yang memakai sepeda Dual Suspension kecepatan sepedanya lebih laju. Namun lama-kelamaan entah kecepatan sepeda kami yanng makin laju atau kecepatan sepeda Dual Suspension yang kurang laju, akhirnya kami mendahului dan meninggalkan teman Dual Suspension tadi.

Karena track yang terus menurun laju sepeda kami semakin lama semakin kencang, terdapat banyak rintangan yang harus dilahap seperti jumping, berm. tapi semua itu bukanlah halangan yang berarti karena kami sudah terbiasa dengan track gunung, bahkan di Malang rutenya lebih extreme daripada di track ini. 

Sesampainya di Rumah Getah, yaitu tempat berkumpulnya penyadap getah karet untuk mengumpulkan hasil sadapanya dan merupakan tempat beristirahat bagi mereka, akhirnya kami berhenti disini untuk beristirahat sejenak dan menunggu beberapa teman yang tertinggal. Beberapa teman ada yang mengecek kondisi sepedanya. 


Setelah dirasa cukup, perjalan dilanjutkan dengan speed yang tidak terlalu tinggi karena habis ini akan memasuki perkampungan, perkampungan ini sama dengan perkampungan sebelumnya yaitu jalannya bebatuan yang tertata dengan rapi. setelah melewati perkampungan ini akhirnya kami berhenti sejenak di jalan masuk Track single track sambil menunggu teman yang masih tercecer di belakang.


Setelah semua teman berkumpul, Kamipun beriringan memacu sepeda dengan lumayan kencang. Jalanan single track ini sangat bervariasi rintanganya, seperti jumping, drop off, berm serta banyak jebakannya karena banyaknya daun-daun kering yang menutupi track sehingga terkadang kami terkecoh memilih jalanan track karena jalurnya tidak terlihat. Ada beberapa teman yang salah prediksi sehingga jatuh dengan lumayan keras, tapi untunglah tidak ada yang cedera serius karena kami semua memakai protector, baik protector siku dan lutut.



Memang single track ini lumayan extreme karena disamping tracknya yang licin, track ini memiliki tingkat kesulitan yang lumayan memacu adreanalin. tidak jarang teman-teman yang belum pernah mencoba rute DH pasti mengalami kesulitan untuk melahap track seperti ini. namun bagi yang sudah sering berlatih DH pasti tidak ada kesulitan yang berarti untuk melahap track ini. Apalagi kita memakai sepeda Hard Tail yang kurang begitu cocok dengan track menurun.



Memang dari segi alam, track ini hampir memiliki kemiripan dengan track di Malang, bedanya kalau di Malang banyak terdapat jurang tapi kalau disini tidak ada jurangnya. juga tingkat kemiringannya lebih curam di Malang, namun track disini mempunyai track menurun yang panjang.
terkadang ada beberapa pegowes yang sengaja berhenti di tengan perjalanan hanya untuk sekedar menikmati keindahan alam hutan ini.

Dari berbagai macam jenis sepeda Hard Tail yang kami pakai tadi, terdapat beberapa kesimpulan bahwa sepeda jenis ini sebenarnya masih bisa untuk dipakai di berbagai track walaupun track tersebut didominasi track menurun. memang terasa besar tekanan yang akan kita hadapi saat melewati jalan bebatuan, sepeda serasa tidak bisa melaju dengan kencang. 



Namun semua itu bisa kita  atasi dengan teknik pumping. Dan yang paling utama adalah kami mempunyai keberanian lebih, yang tidak dimiliki oleh sebagian pegowes Dual Suspension yang hanya mengandalkan sepeda, kelebihan uang mereka  dan wawasan mereka tentang teknologi sepeda dari internet dan  literatur dan lainnya.

Terkadang mereka memandang remeh para pegowes Hard Tail, seolah mereka mempunya derajat yang lebih tinggi dan tidak mau membaur dengan golongan kami. Ini tidak kami alami disini saja tapi juga di malang namun kami bisa tunjukan keberanian kami lebih besar daripada mereka. kata mereka kami nekad namun tidak bagi kami. 

Finish di warung renes, serasa hidup di perumahan bukan kaya hidup di kampung yang penuh dengan saling sapa dan saling berbagi. wow sepeda DH macam Specialized, Polygon, Adrenalin, Kona Operator, Pivot, Santa Cruz dan masih banyak lah yang lainnya,  berjajar dengan garangnya. Segarang si empunya, kita datang mau masuk ke warung saja, pandangan mereka garang banget. heran lihat kami pemakai hardtail atau alasan lainnya. terkadang saat kami "permisi mas" tanggapannya cuma menggeser posisi kakinya saja, e......gile banget. tidak saling kenal kalee

semoga pada masa yang akan datang, kita bisa saling membaur dan berbaur antara satu sama yang lainnya. tidak memandang tingkatan kasta, ras,dan lain sebagainya. semoga gak ada yang  tersinggung.   

Semoga artikel ini berguna berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Salam gowes.
penggemar Hardtail












Kamis, 26 Februari 2015

Polygon Collosus N9

Kemarin 23 Pebruari 2015 aku pergi ke Surabaya untuk mengikuti training di PT. INSERA SENA, tepatnya di pabrik sepeda Polygon yang baru. Disini tempatnya lebih besar, proses produksi hingga berada di lantai empat. Disisi sebelah barat terdapat tanah kosong yang sebagian besar ditumbuhi rerumputan tinggi namun di bagian utara dekat pintu masuk terdapat mini park/ arena untuk mencoba sepeda.

Park ini tidak terlalu panjang sih, kalau gak salah kisaran 150m namun seluruh jengkal tanah dimanfaatkan  untuk dijadikan bermacam jenis track sepeda gunung. bisa dipakai mencoba jenis sepeda Down Hill, All Mountain, Dirt Jump, Cross Country, bahkan kalau mau bermain Slope Style juga bisa.

Nah saat hari kedua kemarin aku melihat ada beberapa rider yang mencoba track tersebut, mereka memakai Collosus N9, Collosus TX, Collosus AX 2.0 dan ada yang memakai sepeda XC jenis lama yaitu Cozmic CX. Saat itu juga bersama teman trainingku menghampiri para rider tersebut, setelah berbincang sebentar kami berdua diberi kesempatan mencoba  beberapa sepeda mereka. 

Temanku mencoba Collosus TX sedangkan aku mencoba Collosus N9 yang kabar beritanya menghebohkan jagat sepeda tanah air dan dunia. Memang sepeda ini dipakai pada seri kejuaraan Enduro dunia, bahkan pernah naik podium loh.

Pada kesempatan ini aku ingin memberikan sedikit review tentang Collosus N9 ini

Frame             : Carbon 26"
Fork                : Rock Shox Pike w/Ta 20"
Handle Bar     : Kona Satori Carbon
Handle Grip    : Entity
Handle Stem  : FSA Gravity 6cm
SeatPost         : KS with Adjuster
Sadel              : WTB
Wheelset        : Mavic Cross Ride
Tire                 : Schwalbe muddy marry
shock              : Fox w/pro pedal
Sprocket         : Sram X0
Rear Dereleur :
Trigger            : Sram X0
Pedal              : Crank Brother
Chainring        : 32t

Frame berbahan Carbon ini sangatlah ringan dan lentur, baik saat turunan dropoff, melahap tikungan, jumping, pedaling, braking dan tanjakan
saat melahap turunan drop off  frame ini terasa sangat ringan, mampu menahan getaran yang besar. Bahkan pada saat pedalling di turunan drop off tidak terasa getaran yang berarti, enak lentur dan nyaman dech.
Saat mencoba bermanuver di track menikung atau belok frame FS3 ini terasa beda dengan beberapa merk frame yang lainnya, mudah dikendalikan tidak usah melakukan pengereman laju sepeda terasa sedikit melambat sendiri, tp saat keluar dari tikungan sepeda ini seakan terasa ada yang mendorong untuk cepat melaju.


Handle Bar Satori + Handle Stem + Grip Entity
Setelah ketiga komponent ini disatukan maka hasilnya adalah handling yang sangat memuaskan, Kelenturan Handle Bar Satori berbahan carbon mampu  meredam getaran dengan sangat cepat sehingga kerja tangan kita jadi semakin ringan. Dengan hasil tersebut maka kedua tangan kita mampu bekerja dengan maksimal. 


Seatpost KIND SHOCK atau KS
jenis seatpost yang bisa di adjuster naik turun sesuai dengan kebutuhan style bersepeda kita, saat bermanuver di track menurun kita bisa merendahkan sadel, sehingga mampu memberikan ruang untuk mermanuver. Sedangkan saat kita melahap jalan tanjakan, tinggal kita adjust naik sesuai dengan kenyamanan pedalling kita. istimewa menaik turunkan sadel tanpa turun dari sepeda.



Wheelset Mavic Cross Ride + Tire Schwalbe Muddy Marry
Whelset ini saat dipakai di track yang menikung terasa lentur banget seolah mampu bergerak-gerak mengimbangi manuver sang pengendara. dipadu dengan tire schwalbe Muddy Marry yang mampu memberikan traksi cengkeraman yang bagus baik saat menikung, slidding bahkan pada saat pengereman. recommended lah bagi para rider untuk memakainya.



Pedal Crank Brother
Lumayan enak sih buat pedalling, baik saat track menurun dan naik. Namun saat dipakai jumping, saat landing terkadang posisi kaki kita sedikit berubah, mungkin ini efek dari saya yang selalu memakai pedal Cleat. pada dasarnya pedal ini enak dan nyaman dipakai.


Fork RockShox w/TA 20
Dengan memakai TA20 fork ini terasa semakin kokoh dan kuat terutama saat jumping dan track menurun.
kerja fork ini sangat lembut karena fork ini jenis ini adalah coil air/ udara dan minyak. Tinggal kita lakukan penyetelan yang sesuai dengan bobot tubuh dan style kita saat mengendarai sepeda. sudah itu saja kerja fork akan maksimal sehingga membantu kita untuk menaklukan track yang ada.



Triger, Rd, Sprocket Sram XO
menggunakan part ini berbeda jauh saat kita telah terbiasa memakai shimano yang tergolong lebih halus. Namun setiap merk pasti ada kelemahan dan kelebihanya. Saat memakai part ini awalnya aneh, namun kayanya cocok dengna part ini, lebih presisi daripada merk satunya, namun proses shiftingnya terasa lebih kasar. namun itulah ciri khas dari merk Sram. cocok saat pertama kali pakai, walau awalnya perlu adaptasi.

Chainring 32teeth
namun hanya ada satu kekurangan yang mungkin kalau kita memakai sepeda ini dalam jarak yang cukup jauh yaitu chainring sepeda ini kurang besar, jadi saat melakukan shifing beban pada kaki kita terasa agak canggung yakni seperti saat kita shifting naik akan terasa terlalu ringan, namun saat kita shifting turun akan terasa terlalu berat.
Saran saya mending kita pakai chainring  38teeth atau 39 teeth, karena saat saya mencoba memakai chainring ukuran tersebut beban di kaki jadi terasa lebih pas, tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan.

Kesimpulan dari review saya ini adalah sepeda ini sangatlahcocok buat mereka yang suka dengan olahraga extreme. mungkin bagi mereka yang takut untuk memakai frame jenis carbon, saya rasa ini adalah solusinya. frame sudah dipakai pada kejuaraan Enduro dunia. 

Demikian review saya tentang Collosus N9, semoga artikel ini bermanfaat bagi mereka yang penasaran dengan sepeda jenis satu ini. 

Salam gowes









Rabu, 18 Februari 2015

Review POLYGON COZMIC TX 2.0

Saat gowes kebun teh BBIB-APP kemarin saya mencoba memakai Polygon Cozmic TX 2.0, sepeda hardtail jenis Trail yang saat ini framenya  lagi diburu oleh para goweser karena model dan bentuknya bagus. Sepeda yang saya coba ini adalah  rakitan sendiri bukan sepeda rakitan pabrik. karena pemilik lebih suka dengan barang custom. berikut spare part yang melekat pada frame ini

Frame          : Polygon COZMIC TX 17"
Groupset     : Shimano Deore 10 speed
Fork             : SR Suntour XCM with lock
Stem            : KORE wide
Handle Bar  : Funn Flat Out wide 75cm
Headset        : Ritchey
Handle Grip : GT Racing XC foam
Sadel            : Selle Royal
SeatPost       : Ritchey Comp 30,9mm
Seatclamp     : Truvative
Rim               : Alex Rims XD Lite 
Tire               : Maxxis Cross Mark 26 x 2.1
Pedal             : Shimano Cleat PD M-520


Cozmic TX 2.0

Sepeda ini saya pakai di Kebun Teh Wonosari, start melalui jalan aspal singosari hingga kebun teh Wonosari yang di dominasi jalan tanjakan sepeda ini lumayan nyaman melintasi medan tersebut, namun karakter frame trail ini sama seperti jenis frame trail lainnya yaitu sepeda enak dikayuh saat tanjakan tetapi sepeda ini tidak bisa melaju kencang seperti keinginan kita. Frame ini lebih nyaman kalau kita mengayu dengan cara rolling, begitu juga saat dipakai dijalur Off road yang kebanyakan jalannya kasar dan bervariasi sepeda ini mampu melaju dengan lincah, bahkan kalau kita mau, sepeda ini enak dibuat jumping dan handlingnya bagus.

Fork Suntour XCM

dengan tombol lock saat tanjakan mampu membantu mengurangi efek bobbing  pada bagian depan sehingga kita dapat melaju lebih cepat. kelenturan fork ini juga lumayan bagus dalam meredam getaran, namun pada saat kita melaju dengan kecepatan tinggi terkadang fork ini terasa sudah kehabisan travel, hal ini disebabkan dengan tidak adanya pengaturan fungsi rebound. kesimpulan dari fork ini lumayan bagus, cukuplah buat para pemula yang mencoba bermain offroad.


SR Suntour XCM

Handle bar Funn  Flat out dan Handle stem Kore

dengan lebar handle bar yang mencapai lebar 75cm cockpit ini sanggup menahan beban getaran  yang lumayan keras saat melahap jalan turunan, mampu memberikan efek handling yang ringan saat melibas jalan tikungan.


Handle barFUNN & handle stem KORE

dipadu dengan handle stem Kore dengan lebar 3,5cm membuat handling sepeda ini menjadi semakin lincah, maunya seakan jumping dan jumping, mantab bro. namun saat dipakai pada medan tanjakan efek dari panjang stem 3,5cm ini sangat terasa, seakan pengendara dipaksa untuk sering -sering berdiri, karena handling terasa berbelok-belok dan terkadang terasa terangkat-angkat.





handle grip GT XC Foam

grip jenis ini memang diperuntukan untuk jenis XC / cross country, karena mempunyai bentuk yang lebih tipis daripada jenis handle grip type lain, namun karena itu handle grip ini lebih enak saat dipakai paada kecepatan tinggi. terutama pada saat melahap jalan turunan yang membutuhkan cengkeraman yang kuat.

   seatpost Ritchey Comp


seatpost lumayan lentur, terutama saat kita melakukan pedalling seatpost ini seakan memberikan goyangan ke kiri dan ke kanan sehingga membantu mengurangi efek tekanan pada sadel. pernah saya melihat seorang rider memakai trainer minoura, setelah saya perhatikan dengan seksama terutama pada seatpost. saat dikayuh seatpost seolah bergerak ke kiri dan ke kanan seakan memberikan kelenturan. saat saya periksa seatpost ini ternyata pada bagian dalamnya tidak berbentuk bulat namun oval, inilah yang membuat seatpost ini terasa lentur berbeda dengan beberapa jenis seatpost lainnya.
sadel selle royal lumayan nyaman, namun pada saat kita melakukan pengereman terkadang kita seperti terlontar ke depan atau cover pada sadel ini terasa licin.






Rim Alex XDLite


rim ini rerasa ringan dan lentur baik saat digunakan pada jalan tanjakan dan turunan serta menikung terasa ringan dan lentur, namun  terkadang saat jalan turunan saya merasa kurang percaya diri menggunakan rim yang tidak terlalu lebar. namun saat saya finish semuanya terasa baik-baik saja.


Tire Maxxis Crossmark

tire ini terasa lentur dan empuk, traksi yang didapat juga bagus baik saat jalan aspal, tanah, bebatuan, ban ini sangat membantu bahkan pada saat kita lakukan jumping dengan kecepatan tinggi, pendaratan dari ban ini cukup membantu.



pedal M-520

Shimano Cleat PD M-520 dengan menggunakan sepatu cleat, manfaat pedal cleat jenis ini sangat membantu tumpuan kaki lebih stabil ketika melibas track offroad. Tetapi disarankan terhadap goweser pemula yang ingin menggunakan pedal jenis cleat untuk sering berlatih membiasakan menggunakan pedal cleat di medan atau track ringan terlebih dahulu, karena jika menggunakan pedal cleat kita dituntut untuk respon refleks cepat dalam melepas dan memasang cleat, kalau belum terbiasa menggunakan pedal cleat di medan berat sangat beresiko jatuh terlempar terbawa sepeda.




Groupset Deore 10 speed


sparepart ini sangat membantu baik saat shifting dan pengereman, fungsi rem lebih pakem daripada versi Deore 9 speed sebelumnya. proses shifting yang lebih cepat dan ringan serta adanya fitur lock yang terpasang pada rear derailleur sangat membantu. terutama pada saat jalan menurun kita bisa memanfaatkan fitur lock ini yang berarti cage rd tidak bisa bergerak ke atas ataupun ke bawah yang berefek rantai akan stabil pada posisinya sehingga mengurangi resiko rantai putus ataupun keluar dari chainring. 

demikian sedikit review yang bisa saya informasikan mengenai sepeda polygon cozmic TX 2.0, semoga bermanfaat bagi para goweser yang ingin menggunakan sepeda hardtail jenis trail.

salam gowes