kemarin hari minggu 1 pebruari 2015, aku dan teman-teman gowes lagi ke Tutur - Welang, setelah 2 minggu yang lalu kemarin. Hanya orang pilihan saja yang berangkat.
Tutur - Welang? sapa sich yang gak tau track ini, sudah terkenal bahkan banyak videonya yang di upload ke You tube. Ada banyak sekali momen yang ada di dalam track ini. karena memang disini udaranya sejuk dan pemandangannya bagus.
Kebanyakan komunitas yang datang ke track ini adalah Surabaya dan malang, karena letak geografisnya tidak terlalu jauh, namun ada juga yang datang dari daerah yang lebih jauh seperti Lumajang, Jember, Blitar, bahkan ada yang ada dari luar propinsi seperti dari Solo Yogya dan banyak lagi dari daerah lainnya.
Berbagai jenis dan merk sepeda yang mereka gunakan, namun yang direkomendasikan untuk melahap track ini adalah sepeda dual suspension, kenapa? karena track ini hampir keseluruhannya adalah track turunan. ada yang bilang cocok buat Enduro, ada yang bilang Cocok buat AM, ada yang bilang cocok buat Trail.
Nah, kemarin aku dan teman-teman memakai sepeda jenis hardtail. ada sekitar 8 orang dengan memakai beberapa merk berbeda. Ada yang pakai Kona Cindercone, Kona Caldera, Scott Aspect, Thrill Agent 4x, Polygon Cosmic TX, Polygon Xtrada lady (versi lama), KHS Dj, Giant Trance (dual Susp).
Start di Ruko Tutur, ternyata sudah banyak yang hadir disini. Semua memakai sepeda Dual Susupension, hanya komunitas kami saja yang menggunakan sepeda jenis Hardtail. Mereka heran kenapa kami memakai sepeda jenis Hardtail, mungkin mereka bertanya-tanya dalam hati apa tidak banyak kendala saat gowes nanti? apa sepedanya tidak cocok dengan track? atau sepeda yang keras karena tidak memakai dual suspension? banyak sich statement yang muncul dari mereka. Kami sich biasa saja karena kami punyanya hanya sepeda Hardtail ini dan didaerah kami di malang, Sepeda hardtail buat DH aja ada koq, he.....he.
Setelah melakukan beberapa persiapan, start dilakukan dengan santai karena masih melalui jalanan bebatuan perkampungan yang tertata rapi. Memang kalau memakai sepeda Hardtail terasa agak pegal sich karena jalan bebatuan kampung ini lumayan panjang. Setelah melewati perkampungan, barulah kita memasuki rute yang sebenarnya yaitu track offroad, pestapun dimulai.
Saat memasuki rute offroad kami berbarengan dengan beberapa pegowe syang memakai sepeda Dual Suspension, pada awalnya kami berada di belakang mereka karena biasanya pegowes yang memakai sepeda Dual Suspension kecepatan sepedanya lebih laju. Namun lama-kelamaan entah kecepatan sepeda kami yanng makin laju atau kecepatan sepeda Dual Suspension yang kurang laju, akhirnya kami mendahului dan meninggalkan teman Dual Suspension tadi.
Karena track yang terus menurun laju sepeda kami semakin lama semakin kencang, terdapat banyak rintangan yang harus dilahap seperti jumping, berm. tapi semua itu bukanlah halangan yang berarti karena kami sudah terbiasa dengan track gunung, bahkan di Malang rutenya lebih extreme daripada di track ini.
Sesampainya di Rumah Getah, yaitu tempat berkumpulnya penyadap getah karet untuk mengumpulkan hasil sadapanya dan merupakan tempat beristirahat bagi mereka, akhirnya kami berhenti disini untuk beristirahat sejenak dan menunggu beberapa teman yang tertinggal. Beberapa teman ada yang mengecek kondisi sepedanya.
Setelah dirasa cukup, perjalan dilanjutkan dengan speed yang tidak terlalu tinggi karena habis ini akan memasuki perkampungan, perkampungan ini sama dengan perkampungan sebelumnya yaitu jalannya bebatuan yang tertata dengan rapi. setelah melewati perkampungan ini akhirnya kami berhenti sejenak di jalan masuk Track single track sambil menunggu teman yang masih tercecer di belakang.
Setelah semua teman berkumpul, Kamipun beriringan memacu sepeda dengan lumayan kencang. Jalanan single track ini sangat bervariasi rintanganya, seperti jumping, drop off, berm serta banyak jebakannya karena banyaknya daun-daun kering yang menutupi track sehingga terkadang kami terkecoh memilih jalanan track karena jalurnya tidak terlihat. Ada beberapa teman yang salah prediksi sehingga jatuh dengan lumayan keras, tapi untunglah tidak ada yang cedera serius karena kami semua memakai protector, baik protector siku dan lutut.
Memang single track ini lumayan extreme karena disamping tracknya yang licin, track ini memiliki tingkat kesulitan yang lumayan memacu adreanalin. tidak jarang teman-teman yang belum pernah mencoba rute DH pasti mengalami kesulitan untuk melahap track seperti ini. namun bagi yang sudah sering berlatih DH pasti tidak ada kesulitan yang berarti untuk melahap track ini. Apalagi kita memakai sepeda Hard Tail yang kurang begitu cocok dengan track menurun.
Memang dari segi alam, track ini hampir memiliki kemiripan dengan track di Malang, bedanya kalau di Malang banyak terdapat jurang tapi kalau disini tidak ada jurangnya. juga tingkat kemiringannya lebih curam di Malang, namun track disini mempunyai track menurun yang panjang.
terkadang ada beberapa pegowes yang sengaja berhenti di tengan perjalanan hanya untuk sekedar menikmati keindahan alam hutan ini.
Dari berbagai macam jenis sepeda Hard Tail yang kami pakai tadi, terdapat beberapa kesimpulan bahwa sepeda jenis ini sebenarnya masih bisa untuk dipakai di berbagai track walaupun track tersebut didominasi track menurun. memang terasa besar tekanan yang akan kita hadapi saat melewati jalan bebatuan, sepeda serasa tidak bisa melaju dengan kencang.
Namun semua itu bisa kita atasi dengan teknik pumping. Dan yang paling utama adalah kami mempunyai keberanian lebih, yang tidak dimiliki oleh sebagian pegowes Dual Suspension yang hanya mengandalkan sepeda, kelebihan uang mereka dan wawasan mereka tentang teknologi sepeda dari internet dan literatur dan lainnya.
Terkadang mereka memandang remeh para pegowes Hard Tail, seolah mereka mempunya derajat yang lebih tinggi dan tidak mau membaur dengan golongan kami. Ini tidak kami alami disini saja tapi juga di malang namun kami bisa tunjukan keberanian kami lebih besar daripada mereka. kata mereka kami nekad namun tidak bagi kami.
Finish di warung renes, serasa hidup di perumahan bukan kaya hidup di kampung yang penuh dengan saling sapa dan saling berbagi. wow sepeda DH macam Specialized, Polygon, Adrenalin, Kona Operator, Pivot, Santa Cruz dan masih banyak lah yang lainnya, berjajar dengan garangnya. Segarang si empunya, kita datang mau masuk ke warung saja, pandangan mereka garang banget. heran lihat kami pemakai hardtail atau alasan lainnya. terkadang saat kami "permisi mas" tanggapannya cuma menggeser posisi kakinya saja, e......gile banget. tidak saling kenal kalee
semoga pada masa yang akan datang, kita bisa saling membaur dan berbaur antara satu sama yang lainnya. tidak memandang tingkatan kasta, ras,dan lain sebagainya. semoga gak ada yang tersinggung.
Semoga artikel ini berguna berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Salam gowes.
penggemar Hardtail